slide

ASSALAMUALAIKUM

Wellcome to Our World

Profil AcSES

http://acsesfebunair-ksei.blogspot.co.id/search/label/Profil%20AcSES

---->Klik untuk membuka profil AcSES

Ekonomi Islam

---->Klik untuk berkenalan dengan ekonomi islam

AcSES News

---->Klik untuk membuka Informasi tentang agenda kami

FoSSEI News

---->Klik untuk membuka Informasi tentang agenda Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam

IE News

---->Klik untuk membuka Informasi terkini tentang perkembangan Indeks Syariah dan Unit Usaha Syariah

Call For Paper

---->Klik untuk mencari tahu tentang lomba paper terbaru

"/>

Shariah Group Discussion

---->Klik untuk berdiskusi bersama masalah ekonomi Islam

Our Idea

---->Klik untuk menemukan gagasan-gagasan terbaik kami

"/>

Download

---->Klik untuk mendownload file-file kami

Kamis, 27 Agustus 2015

Melihat Lebih Dalam Krisis Ekonomi Indonesia 2015





Nilai mata uang rupiah (IDR) terhadap dollar Amerika Serikat (USD), tanggal 16 Juli 2015 hingga 17 Agustus 2015. (Google Finance)
Nilai mata uang rupiah (IDR) terhadap dollar Amerika Serikat (USD), tanggal 16 Juli 2015 hingga 17 Agustus 2015. (Google Finance)
dakwatuna.com – Pelemahan kurs rupiah yang mendekati angka 14.000 menjadi sebuah ancaman yang mengerikan bagi Indonesia. Angka itu secara ekonomi mencerminkan bahwa banyak investor yang berpindah dari Indonesia ke negara lain. Konsekuensinya adalah pembangunan-pembangunan nasional yang melibatkan investasi asing dapat terganggu.

Kondisi ini diperparah dengan Yuan yang melakukan penurunan kurs secara sengaja. Indonesia yang telah terbanjiri oleh produk China seakan tidak berdaya untuk bangkit. Hal ini karena produk China lebih murah secara internasional dibandingkan produk lain. Saat China mengumumkan untuk menurunkan kurs Yuan, rupiah jatuh 218 poin dari selasa hingga Rabu kemarin. Anjloknya kurs rupiah tersebut membuat produk Indonesia kurang kompetitif di pasar internasional. Besarnya porsi impor sebagai faktor produksi suatu barang menjadi hambatan sendiri bagi Indonesia untuk melakukan ekspor.
Tekanan ekonomi luar negeri tersebut ternyata masih ditambah dengan krisis pangan dan kartel daging. Teriknya El nino mengakibatkan sejumlah petani harus gulung tikar akibat kurangnya sumber air. Fasilitas pemerintah untuk menopang sektor pertanian sepertinya belum mampu mengatasi krisis ini.
Pada dasarnya pelemahan nilai kurs dapat diatasi melalui cadangan devisa melalui intervensi pemerintah. Akan tetapi hal ini tidak cocok dilakukan pada saat ini karena penurunan kurs rupiah yang terus menerus bila ditahan melalui cadangan devisa akan memperburuk kondisi ekonomi. Demikian dengan kebijakan pemerintah, saat itu Menko ekonomi, Sofyan Djalil tidak menjadikan cadangan devisa untuk menahan rupiah.

Bagi negara yang memiliki produk yang menarik, efisien, dan mandiri maka akan menjadi peluang besar untuk melakukan ekspor. Hal inilah yang melatarbelakangi China untuk menurunkan kurs Yuan.
Ketidakberdayaan Indonesia untuk bangkit ini semakin mustahil rasanya. Bagi seorang muslim tidak boleh memandang masalah ini dari segi materialistis atau fundamental saja, tetapi lebih dari itu. Sisi-sisi non fundamental menjadi fokus dari kebijakan ekonomi para Khulafaur Rasyidin. Seorang muslim harus percaya bahwa perbuatan maksiat akan mendatangkan bencana sebagaimana sabda Rasulullah yang dibaca oleh Umar Radhiyallahu Anhu pada saat pemerintahannya, “Sesungguhnya musibah disebabkan banyaknya perzinaan, dan sesungguhnya tertahannya hujan disebabkan para hakim yang jahat dan para pemimpin yang zhalim.”

Robert Joseph Barro dan Rachel McCleary, guru besar Universitas Harvard menemukan adanya hubungan positif antara pertumbuhan ekonomi dengan keyakinan agama seseorang, misalnya keyakinan akan surga-neraka. Dalam kajian lain kedua ahli ekonomi tersebut berjudul “Religion and Economy” menemukan adanya hubungan yang negatif antara tingkat keberagamaan dengan pendapatan individu. Semakin aktif dalam kegiatan agama semakin rendah pendapatan seseorang. Hal ini membuktikan bahwa keyakinan dan iman tidak selalu sejalan dengan praktik keagamaan.

Terbuktilah sabda Rasulullah bahwa seseorang yang melakukan ibadah puasa tidak disertai dengan perbuatan baik maka seseorang itu hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja. Begitupun dengan ibadah-ibadah yang lain. Rasulullah selalu menekankan bahwa jangan menjadikan ibadah sebagai penggugur kewajiban saja. Terkadang kita sebagai umat Islam lupa bahwa ibadah bukan alasan sebagai melemahnya produktivitas kebaikan kita.

Oleh karena itu, sangat relevan beberapa bait doa yang disampaikan K.H. Khoirul Muna saat penutupan sidang nota keuangan dan RAPBN 2016 dengan kondisi saat ini. Seorang pemimpin haruslah adil dalam menunaikan kewajiban rakyatnya. Begitupun sabda Rasulullah bahwa penerapan keadilan di muka bumi akan membuka tiga pintu rezeki, yaitu dari langit berupa keramahan iklim dan cuaca, dari bawah bumi berupa kesuburan tanah dan lancarnya pertanian dan pelayaran, serta di antara keduanya dengan keberkahan perniagaan yang dilakukan oleh manusia. Tidak perlu menunggu para pemimpin untuk berlaku adil, paling tidak dilakukan mulai dari diri kita dan keluarga kita, Insya Allah kehidupan kita berkah.

Senin, 10 Agustus 2015

Free Download AcSES.apk



Our Heart, Our Mind Commited to Shariah

Sejarah perkembangan ilmu ekonomi islam di Indonesia sejalan dengan tumbuh kembangnya perbankan syariah sejak lebih dari dua dekade yang lalu dengan diterapkannya sistem dan operasi perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam, yaitu mengikuti tata cara perjanjian usaha yang dituntun dan tidak dilarang oleh Al-Quran dan Al-Hadist. Inilah salah satu perbedaan ekonomi syariah dan ekonomi konvensional.

Aplikasi ini memberikan anda kemudahan untuk mengakses blog kami dan memberikan anda pandangan yang lebih luas tentang ilmu ekonomi islam.

Features:
• Akses ke opini, hasil riset, sejarah dan lain-lain yang membahas ttg ekonomi islam
• Akses ke jurnal ekonomi islam
• Akses ke aplikasi-aplikasi islami lainnya
• Akses kajian dan agenda rutin yang diadakan oleh ksei acses atau fossei

_____________________________________

AcSES (Association of Shariah Economics Students) adalah kelompok studi ekonomi islam di Universitas Airlangga.
_____________________________________

http://acsesfebunair-ksei.blogspot.com/
_____________________________________

Aplikasi ini dibuat dengan www.appsgeyser.com


--->>>Unduh 

Indeks Syariah Melemah [Eksklusif 7 Agustus]

Pemodal asing kembali melakukan aksi jual dengan nilai yang terus meningkat.
Menguatnya bursa saham syariah di sesi pembukaan tak sanggup bertahan hingga berakhirnya sesi perdagangan. Aksi jual investor di sektor perbankan dan keuangan mendorong indeks saham bergerak melemah.

Kondisi semakin berat setelah investor asing kembali menggelar aksi jual saham. Nett sell asing bahkan meningkat menjadi sekitar Rp 254 miliar.
Pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat, 7 Agustus 2015, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) terkoreksi 0,692 poin (0,45%) ke level 151,770.

ISSI pagi tadi sempat dibuka menguat ke level 152,594. Sempat menanjak ke level tertinggi 152,806, ISSI justru tertekan aksi jual dan berkubang di zona negatif.
Level terendah ISSI sepanjang perdagangan kali ini dicetak di 151,324.
Aksi jual beli investor senilai Rp 2,08 triliun mengangkat 52 emiten syariah ke zona positif. Ramainya aksi jual investor justru mendorong 121 penghuni ISSI jatuh melemah.
Koreksi indeks saham juga dialami Jakarta Islamic Index (JII). Turun 2,871 poin (0,45%), indeks JII menyambut libur akhir pekan di level 631,769.

Lebih dari separuh penghuni JII, 17 emiten, menutup perdagangan di zona merah. Sisanya, 9 emiten JII bergerak menguat dan 4 lainnya bertahan stagnan.
Emiten penyeret JII kali ini dipimpin ITMG yang melemah Rp 500. Disusul AALI yang turun Rp 225, PGAS Rp 225, ASII Rp 150, dan SCMA Rp 100 per saham.
Investor yang mengantongi saham UNTR bisa tersenyum bahagia usai mencetak penguatan tertinggi Rp 900 per saham. Top gainer lainnya dihuni SILO yang menguat Rp 300, UNVR Rp 250, SMGR Rp 75, dan INTP Rp 25 per saham.

Pelemahan indeks saham tak hanya menimpa ISSI dan JII. Acuan pasar saham Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga melemah 36,261 poin (0,75%) ke level 4.770.303. Emiten sektor keuangan menjadi pemicu koreksi IHSG.
IHSG bahkan mendekam di zona merah sepanjang perdagangan hari ini. IHSG mencetak posisi terendah di 4.760,905 dan tertinggi 4.804,329.
Lantai bursa relatif sepi dari transaksi pelaku pasar. Dana yang mengalir hanya mencapai Rp 3,34 triliun.

Dari pasar keuangan, rupiah dan mata uang dunia tak sanggup melawan penguatan dolar. Rupiah sore ini turun 9 poin (0,07%) menjadi 13.539 per dolar AS.


Sumber: Dream.com

Gambar: ANTARAfoto.com

Sharia Fair, Sarana Pengenalan Ekonomi Islam untuk Segala Usia



A.    Latar Belakang
Dewasa ini kehidupan ekonomi telah menjadi standar kehidupan individu dan kolektif suatu negara-bangsa. Keunggulan suatu negara diukur berdasarkan tingkat kemajuan ekonominya. Ukuran derajat keberhasilan menjadi sangat materialistik. Oleh karena itu, ilmu ekonomi menjadi amat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Namun demikian, pakar ilmu ekonomi sekaliber Marshal menyatakan bahwa kehidupan dunia ini dikendalikan oleh dua kekuatan besar; ekonomi dan keimanan (agama), hanya saja kekuatan ekonomi lebih kuat pengaruhnya daripada agama.

            Sementara itu perkembangan ekonomi Islam akhir-akhir ini begitu pesat, baik sebagai ilmu pengetahuan maupun sebagai sebuah sistem ekonomi telah mendapat banyak sambutan positif di tingkat global. Sehingga  dalam tiga dasawarsa ini mengalami kemajuan, baik dalam bentuk kajian akademis di Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta, dan  secara praktik operasional.

Perkembangan praktik ekonomi Islam, terutama dalam bidang keuangan dan perbankan, baik di dunia maupun di Indonesia sangat menggembirakan. Di tingkat dunia, sudah banyak negara yang memiliki industri keuangan dan perbankan Syariah. Saat ini tidak kurang dari 75 negara di dunia telah mempraktekkan sistem ekonomi dan keuangan Islam, baik di Asia, Eropa, Amerika maupun Australia.

Demikian pula dalam bidang akademis, beberapa universitas terkemuka di dunia sedang giat mengembangkan kajian akademis tentang ekonomi syariah. Harvard University merupakan universitas yang aktif mengembangkan forum dan kajian-kajian ekonomi syariah tersebut.Di Inggris setidaknya enam universitas mengembangkan kajian-kajian ekonomi syari’ah. Demikian pula di Australia oleh Metwally dan beberapa negara Eropa seperti yang dilakukan Volker Nienhaus. Para ilmuwan ekonomi Islam, bukan  saja kalangan muslim, tetapi juga non muslim.

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang dilhami oleh nilai-nilai Islam. Sejauh mengenai masalah pokok, hampir tidak terdapat perbedaan apapun antara ilmu ekonomi Islam dan ilmu ekonomi modern. Andaipun ada perbedaan, itu terletak pada sifat dan volumenya (M. Abdul Mannan; 1993).

Meski ekonomi Islam menarik perhatian yang besar dari masyarakat dunia, bukan berarti ekonomi Islam itu sendiri tidak menghadapi berbagai macam tantangan dan problematika. Di Indonesia sendiri, meskipun ekonomi Islam mulai digalakkan besar-besaran  baik oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta, namun tetap saja ekonomi Islam belumlah mampu diterapkan secara baik, benar dan secara keseluruhan di kepulauan nusantara ini.

Contohnya saja dalam industri keuangan syariah sebagai salah satu wujud praktik ekonomi islam di dunia, termasuk Indonesia yang menghadapi persoalan ketersedian SDM berkualitas. Terus berkembangnya industri keuangan dan perbankan syariah mendorong meningkatnya kebutuhan SDM berkualitas. Bank Indonesia pernah menyatakan untuk mengejar pangsa pasar perbankan syariah menjadi lima persen, Indonesia kekurangan tenaga kerja sekitar 40 ribu.

Persoalan kedua adalah kurangnya pemahaman masyarakat terhadap sistem keuangan dan perbankan syariah. Hal tersebut terlihat dari belum banyaknya masyarakat yang mengakses layanan perbankan syariah dibandingkan layanan perbankan konvensional.

Salah satu perusahaan konsultan manajemen terbesar dunia, AT Kearney melaporkan terbatasnya SDM berkualitas di sektor perbankan syariah akan menjadi kendala terbesar dalam mengembangkan industri tersebut. Terlebih, dengan terus berkembangnya industri perbankan syariah, maka tuntutan akan SDM baru berkualitas akan semakin besar. AT Kearney memprediksi industri perbankan syariah Timur Tengah dalam satu dekade mendatang membutuhkan sedikitnya sekitar 30 ribu SDM baru berkualitas.

Menurut Direktur Dow Jones Islamic Market Index (DJIM), Rushi Siddiqui, terbatasnya sumber daya juga terjadi di sisi SDM pengawas syariah. Terlebih, kebutuhan akan SDM tersebut diprediksi akan terus meningkat sejalan dengan semakin banyaknya lembaga keuangan konvensional Barat yang mulai memasuki bisnis syariah.

Siddiqui menyebutkan, data terbaru Islamic Finance Information Service (IFIS) di London menunjukkan jumlah pakar syariah internasional saat ini sangat terbatas. Pada tahun 2006, hanya terdapat 187 pakar syariah internasional yang melakukan supervisi kesesuaian syariah bagi total 200 lembaga keuangan syariah di dunia. Sheikh Nizam Yaquby asal Bahrain misalnya mensupervisi hampir 40 lembaga keuangan syariah. Siddiqui menyebutkan, berdasarkan data tersebut, lembaga keuangan syariah dunia terbukti masih membutuhkan penambahan jumlah pakar syariah lebih banyak.

Saat ini, terdapat sekitar 300 lembaga keuangan syariah di dunia. Mereka tersebar di lebih di 75 negara. Pada awal tahun lalu, nilai aset mereka diestimasi mencapai sekitar 300 miliar dolar AS. Nilai aset itu diproyeksi akan tumbuh cukup signifikan dalam beberapa tahun mendatang dipicu tingginya permintaan pasar atas produk keuangan syariah. Situs www.researchandmarkets.com, melansir hasil penelitian mengenai perkembangan keuangan syariah global. Berdasarkan penelitian itu, perbankan syariah merupakan industri keuangan di dunia dengan tingkat pertumbuhan paling cepat. Walaupun demikian, jika dibanding dengan lembaga keuangan konvensional masih sangat jauh market sharenya. Misalnya, di Indonesia market share perbankan syariah masih di bawah 3 % dari perbankan nasional.

Padahal, kebutuhan SDM ekonomi Islam yang benar-benar berkualitas merupakan kebutuhan pokok dan mendesak untuk mendorong pengembangan ekonomi Islam lebih kencang lagi. Untuk itu, eksistensi institusi pendidikan ekonomi Islam merupakan keniscayaan.

 Mencermati permasalahan tersebut, strategi pengembangan ekonomi islam tidak cukup dilakukan melalui pendidikan ekonomi islam di perguruan tinggi atau kajian-kajian ilmiah semata yang hanya melibatkan segelintir kalangan masyarakat. Padahal untuk menuju ke sebuah sistem, maka setiap elemen pembangun sistem itu harus turut serta di dalamnya dan target utama pengembangan ekonomi islam ini sendiri adalah pemberdayaan sumber daya manusia yang berkualitas dari seluruh lapisan elemen masyarakat.

B.    Edukasi Ekonomi Islam Melalui Sharia Fair

Demi mewujudkan pengembangan sumber daya manusia di setiap elemen masyarakat, diharapkan pihak pemerintah dan pihak swasta saling bekerja sama dalam membangun keilmuan tentang ekonomi Islam agar hadir ditengah-tengah masyarakat. Dan membekali masyarakat tentang ekonomi Islam sehingga kedepannya akan dapat bersinergi bersama-sama membangun sistem perekonomian yang berlandaskan nilai-nilai islami.

Sejalan dengan hal itu, elemen-elemen pendukung seperti akademisi, praktisi maupun masyarakat pada umumnya harus dipahamkan terlebih dahulu tentang pentingnya ekonomi islam sehingga semua akan berjalan harmonis dan saling mendukung satu sama lain agar ekonomi islam tidak hanya menjadi sebuah wacana dan keinginan semata namun juga dapat melembaga dan menjadi sebuah sistem terpadu yang diterapkan di sebuah negara.
         
      Salah satunya adalah mendidik elemen-elemen pendukung tersebut secara keseluruhan dan kontinyu yang difasilitasi baik oleh pihak swasta maupun pemerintah. Misalnya dengan mengadakan sharia fair atau sharia education fair, yang di dalamnya tidak hanya diperkenalkan tentang kelembagaan ekonomi Islam dibidang keuangan, tapi juga edukasi yang mengatur tentang bagaimana sebuah perekonomian yang lebih bersifat ekonomi individu yang biasa diterapkan sehari-hari sehingga sejalan dengan nilai-nilai keislaman.

Kegiatan sharia fair yang tujuannya adalah mengenalkan ekonomi islam itu sendiri, tidak hanya dengan menampilkan produk-produk keuangan sharia tetapi disana masyarakat dapat memperoleh pendidikan secara langsung ekonomi islam tidak hanya secara global atau perusahaan tetapi juga ekonomi islam dalam rumah tangga atau individu.

Di dalam sharia fair tersebut juga diperkenalkan bagaimana menanamkan ekonomi islam kepada anak sejak usia dini. Mengingat penduduk Indonesia mayoritas beragama islam apabila tidak diperkenalkan ekonomi islam sejak dini maka akibatnya adalah mereka tidak mengerti ekonomi seperti apa yang harus dilakukan, maka tidak heran di negara yang mayoritas penduduknya muslim tetapi dalam perilaku ekonomi keseharianya adalah keluar dari agama yang mereka anut. Tujuan dari pendidikan ekonomi islam sejak diniadalah menanamkan pola pikir dan perilaku anak sejak dini agar sesuai dengan tuntunan dan nilai-nilai islam. Karena tidak menuntut kemungkinan meski mereka usianya masih dini, tapi mereka sudah diizinkan untuk bertransaksi jual beli dalam keseharian meski nominalnya masih terbilang kecil.

Mengenalkan ekonomi Islam sejak dini kepada anak-anak belumlah bisa jika dilakukan dengan memberi mereka materi-materi yang bahasanya rumit untuk dimengerti oleh anak seusia mereka. Maka pihak sharia fair ini dapat membuat simulasi yang dipadukan dengan permainan atau edu-game. Misalnya dengan memodifikasi permainan ular tangga yang tidak asing bagi mereka, dimana untuk menjadi pemenang, mereka harus melemparkan dadu dan disetiap kotak yang dituju mereka akan mendapatkan perintah atau informasi tentang ekonomi islam itu sendiri. Atau permainan lainnya yang dapat menyampaikan ekonomi islam melalui permainan yang menyenangkan sehingga mudah ditangkap oleh anak-anak pada usia dini tersebut.

Tak hanya wahana edu-games sebagai sarana pembelajaran ekonomi islam bagi anak, atau seminar bagi masyarakat umum, ekonomi islam juga mulai dikenalkan pada remaja maupun mahasiswa. Display bisnis yang berbasis syariah, meliputi perusahaan besar baik sektor riil maupun keuangan syariah bisa dijadikan daya tarik bagi remaja untuk mengenal lebih dekat apa itu ekonomi islam dan bagaimana aplikasi dalam dunia nyatanya.

Dengan adanya bank syariah misalnya, remaja dengan karakteristiknya yang selalu ingin tahu mulai bertanya-tanya, mereka ingin mengetahui apa beda bank konvensional dan bank syariah, mengapa riba diharamkan, mengapa bank syariah menggunakan sistem bagi hasil, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang dapat membawa remaja tersebut untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai ekonomi islam. Sehingga disini, dasar-dasar dalam aplikasi ekonomi syariah yakni pelarangan riba bisa kita tanamkan pada kalangan remaja.

Selain pengenalan ekonomi Islam kepada anak usia dini dan remaja, para orang tua dan masyarakat pada umumnya juga harus mendapat pendidikan tentang ekonomi islam yang dapat diterapkan sehari-hari melalui seminar atau pengkajian yang narasumbernya langsung dengan pakar atau ahli ekonomi Islam. Sehingga mereka bebas bertanya dan paham tentang ekonomi Islam yang nantinya akan turut bersama-sama pemerintah dan pihak swasta yang berkepentingan menjadi elemen yang membangun sebuah sistem ekonomi Islam yang tujuannya adalah menciptakan kesejahteraan.
           
C.    Pihak-Pihak Terkait dalam Penyelenggaraan Sharia Fair

Gagasan di atas dapat terwujud bukanlah dengan kinerja dari satu pihak semata melainkan membutuhkan kerjasama dari beberapa pihak, yaitu:
a.      Pemerintah, dalam hal ini pemerintah dapat menjadi inisiator utama dalam penyelenggaraan sharia fairini dengan mengundang pihak-pihak terkait lainnya. Selain itu, pemerintah dapat pula mendirikan stan untuk mengedukasi masyarakat mengenai informasi tata kelola dan regulasi ekonomi Islam yang berlaku di Indonesia. Fungsi ini dapat dijalankan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI) dan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) karena tiga lembaga inilah yang menjalankan fungsi regulasi dan pengawasan terkait praktik ekonomi Islam di Indonesia. Tidak hanya itu, tetapi juga pemerintah dapat menyelenggarakan edu-games untuk mengedukasi anak-anak usia dini mengenai praktik ekonomi Islam dalam kehidupan sehari-hari.
b.     Pelaku usaha keuangan syariah, seperti perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perbankan syariah, asuransi syariah, pegadaian syariah dan sebagainya. Kehadiran mereka di sharia fair dapat menjadi sarana untuk mendekatkan masyarakat dengan produk yang mereka tawarkan sehingga di satu sisi masyarakat semakin teredukasi dan di sisi lain hal ini dapat menjadi ajang promosi bagi industri keuangan syariah.
c.      Pengusaha syariah, seperti pengusaha di bidang industri halal, pengusaha supermarket syariah dan sebagainya. Sebagaimana diketahui bahwa cakupan ekonomi Islam tidak hanya pada ranah keuangan tetapi juga di sektor riil sehingga penting untuk menghadirkan para pengusaha yang komitmen pada nilai-nilai syariah agar masyarakat tidak hanya memahami ekonomi Islam di bidang keuangan saja tetapi bisa lebih dekat dengan para pelaku usaha yang teguh pada nilai-nilai syariah. Kehadiran para pengusaha dapat berupa pendirian stan usaha mereka atau dihadirkan sebagai narasumber pada sesi talkshow yang umumnya dilaksanakan pada sebuah fair.
d.     Perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang menyelenggarakan program studi terkait ekonomi Islam dapat dihadirkan untuk membuka stan di sharia fair sehingga masyarakat khususnya para pelajar dan orang tua memiliki informasi yang memadai jika ingin melanjutkan studi di bidang ekonomi Islam.

D.    Penutup

Kebutuhan akan SDM yang mumpuni di bidang ekonomi Islam saat ini telah menjadi kebutuhan mendesak bagi berbagai industri yang berkecimpung di dalamnya. Karena itu, pengenalan ekonomi Islam kepada masyarakat secara massif bahkan sejak usia dini menjadi sangat mendesak pula. Maka, gagasan mengenai penyelenggaraan sharia fair sebagai sarana edukasi masyarakat tentang ekonomi Islam menjadi sangat relevan agar dapat memberi masyarakat pemahaman yang serta motivasi untuk turut serta dalam mengembangkan ekonomi Islam dalam kehidupan berekonomi sehari-hari




Daftar Pustaka
Ahmad, Khursid. 2001. ”Kata Pengantar” dalam Umer Chapra (2001),Masa Depan Ilmu Ekonomi: Sebuah Tinjauan Islam/The Future of Economics: An Islamic Perspective. Ikhwan Abidin Basri (terj.) Jakarta: Gema Insani Press

Ali, Mohammad Daud. 1988. Sistem Ekonomi Islam, Zakat dan Wakaf,Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Anto, M.B. Hendrie. 2003. Pengantar Ekonomika Mikro Islami.Yogyakarta: EKONISIA

Baldwin, R.W. 1966. Social Justice. London: Pergamon Press Joseph G. Eisenhauer, “Economic Models of Sin and Remorse: Some Simple Analytics”, Review of Sosial Economy, Vol. LXII, No. 2, June 2004

Boulakia, David Jean C. 1971. “Ibn Khaldun: A Fourteenth Century Economist”, Journal of Political Economy, Vol. 79, No. 5 (September/October), The University of Chicago.

Buarque, Christofam. 1993. The End of Economics: Ethics and Disorder of Progress. London, Zed Books

Chapra, M. Umar. 2001. What is Islamic Economics, Jeddah: IRTI – IDB.

Choudoury, Masudul Alam. 1989. The Paradigm of Humanomics. Bangi: UKM

Effendi, Rustam. 2003. Produksi dalam Islam. Yogyakarta: Magistra Insania Press.

Etzioni, Amitay. 1988. The Moral Dimensioan: Towards a New Economics (New York: McMillan

Gorringe, Timothy. 1999. Fair Shares: Ethics and The Global Economy.Slovenia: Thames & Hudson

Gregory, Paul R dan Robert C Stuart. 1981. Comparative Economic System, Boston: Houghton Miffin Company


[Dokumen AcSES 2014]



Nah, Ini Program Kerja Kita (Belum Rampung)








Assalamualaikum acsesor, yuk kita lihat program kerja acses 2014

PROGRAM KERJA HRD
1.     SMART II
A. Landasan
=>Upgrading tingkat lanjut
B. Deskripsi
-Kegiatan pengkaderan di luar kota
-Kegiatan berupa pemberian materi, outbond dan social project
C. Tujuan
-Meningkatkan pengetahuan anggota AcSES mengenai ekonomi Islam dan karya tulis
-Melatih softskill anggota AcSES FEB UA
D. Sifat
=>Anggota AcSES angkatan 2014
E. Sasaran
=>Internal, Tertutup
F. Indikator
-Jumlah peserta mencapai minimal 80% dari jumlah anggota AcSES angkatan 2014 dengan proporsi yang ideal antara ikhwan dan akhwat
G. Waktu
16-18 Mei 2015
H. Dana
Rp 3.000.000,00
I. Penanggung Jawab
Galih Dwika Putra Ragayatsu

2.     AcSES Social Responbility (ASR)
A. Landasan
Bentuk kepedulian AcSES terhadap permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat
B. Deskripsi
Bakti sosial
C. Tujuan
-Berbagi kebahagiaan kepada sesama
-Wujud kontribusi nyata AcSES FEB UA dalam hal mengatasi permasalahan sosial
-Melatih empati anggota AcSES terhadap kondisi sekitarnya
D. Sifat
=>Masyarakat eksternal AcSES yang membutuhkan
E. Sasaran
=>Internal, Terbuka
F. Indikator
-Acara diikuti oleh minimal 90% anggota aktif AcSES
-Bantuan tersalurkan tepat sasaran
G. Waktu
 Juli 2015
H. Dana
Rp 600.000,00
I. Penanggung Jawab
Arum Sekarini


PROGRAM KERJA SCIENCE
1.     Kuliah Fiqih Muamalah

=>A. Landasan
Fiqih muamalah merupakan bidang ilmu yang sentral dalam mengkaji ekonomi islam. Fiqih muamalah menjadi dasar dari pembahasan ilmu ekonomi islam yang selanjutnya akan berkembang menjadi disiplin ilmu yang lain dalam studi ekonomi islam.Untuk itu Acses merasa perlu untuk mengkaji Fiqih Muamalah sebagai pengetahuan dasar untuk mengembangkan ilmu ekonomi islam yang menjadi konsentrasi organisasi itu.

B. Deskripsi
=>Kajian ini akan membahas buku tentang Fiqh Muammalah dan akan diampu oleh Ustad. Sementara kegiatan akan diselenggarakan di Aula Masjid Nuruzzaman.
C. Tujuan
=>Menambah ilmu dan wawasan AcSESor mengenai fiqih muamalah
D. Sasaran
=>Seluruh Acsesor
E. Sifat
=>Berkelanjutan
F. Indikator
=>Kehadiran peserta
G. Waktu
=>Kamis pukul 18.00
H. Dana
Konsumsi untuk kajian rutin: 15.000/pertemuan
=15.000 x 30
= 450.000
Konsumsi pembicara
= 6000x30
= 180.000
Fee pembicara
=1.500.000

I. Penanggung Jawab
Arika Kamelia






2.     Kuliah Bahasa Arab

A. Landasan
Dalam mengkaji agama islam sangat diperlukan alat yang akan memudahkan dalam mempelajari ilmu agama islam dari sumber asli nya.Bahasa arab merupakan alat yang wajib dikuasai setiap penuntut ilmu yang berniat mengkaji agama islam tersebut,begitupun dalam mempelajari dasar-dasar ekonomi islam juga memerlukan kemampuan bahasa arab ,untuk itu Acses merasa perlu untuk memfasilitasi hal tersebut dengan mengadakan kajian bahasa arab.
B. Deskripsi
Kuliah untuk belajar bahasa Arab
C. Tujuan
Menambah pengetahuan dan mengasah keterampilan dalam berbahasa Arab
D. Sasaran
Semua acsesor
E. Sifat
Berkelanjutan
F. Indikator
Kehadiran peserta
G. Waktu
Senin pukul 13.00
H. Dana
Konsumsi untuk kajian rutin: 15.000/pertemuan
=15.000 x 30
= 450.000
Konsumsi pembicara
= 6000x30
= 180.000
Fee Pemateri
= 30 x 50.000
= 1.500.000
I
Penanggung Jawab


3.     AcSES Tutorial
A. Landasan
UTS dan UAS merupakan indicator utama untuk mengukur kesuksesan akademis seorang mahasiswa. Sehingga seorang mahasiswa perlu mempersiapkan ujian tersebut dengan baik. Dengan demikian Acses sebagai UKMF penalaran yang salah satu konsentrasinya adalah permasalahan keilmuan, sudah selayaknya menjadi tempat bagi para mahasiswa FEB untuk belajar dan mendiskusikan matakuliah-matakuliah yang ada, sebagai persiapan untuk sukses dalam ujian baik UTS maupun UAS.
B. Deskripsi
Program ini merupakan program yang disediakan bagi mahasiswa FEB khususnya pada semester 1 dan semester II untuk mempersiapkan ujian.Dalam pelaksanaannya Actor akan mencari mentor bagi peserta untuk mengampu beberapa mata kuliah tertentu.Mentor adalah mahasiswa FEB yang dianggap berprestasi dan mampu untuk mengajar, sementara peserta program ini adalah seluruh mahasiswa FEB.
C. Tujuan
Membantu acsesor dalam mempersiapkan ujian (UTS / UAS)
D. Sasaran
Seluruh mhs FEB
E. Sifat
Berkelanjutan
F. Indikator
Jumlah kehadiran peserta
IPS peserta
G. Waktu
Sebulan – seminggu  sebelum ujian (UTS / UAS)
H. Dana
Rp150.000
I. Penanggung Jawab


4.     Kenal Bank Syar’i

A. Landasan
Ekonomi syariah saat ini mulai mendapat tempat bagi konsumen perbankan di Indonesia,hal ini terlihat dari market share perbankan syariah yang dari tahun ketahun semakain meningkat.Namun,dari segi kuantitas, bank syariah saat ini masih mempunyai nasabah yang sangat kecil dibandingkan dengan perbankan konvensional, padahal penduduk muslim di Indonesia jumlahnya sangat besar, hampir 200 juta jiwa.Salah satu kendala pengembangan bank syariah dan lembaga keuangan islam lain adalah pemahaman mengenai operasi bank syariah yang kurang tepat dari masyarakat. Untuk itu Acses sebagai UKMF yang berkonsentrasi pada studi ekonomi islam perlu mendorong perkembangan bank syariah maupun lembaga keuangan islam lainnya dengan cara memperkenalkan system syariah pada mahasiswa universitas Airlangga.
B. Deskripsi
Program  ini akan berjalan dengan konsep seminar, dengan peserta mahasiswa universitas Airlangga . Pada kegiatan ini kita akan mengundang pembicaradari bank
syariah, dewan pengawas syariah, sekaligus praktisi ekonomi islam. Untuk penyelenggaraannya diharapkan dapat dilaksanakan di luar fakultas ekonomi dengan bekerjasama dengan BEM fakultas lain. Hal ini perlu karena sasaran utama kita adalah mahasiswa non ekonomi, dengan harapan dengan adanya seminar ini mereka akan memahami perbankan syariah dan terdorong untuk menggunakannya.
Sementara untuk kelancaran acara ini kami akan bekerja sama dengan perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah di Jawa Timur serta Masyarakat Ekoomi Syariah Jawa Timur.
C. Tujuan
·       Memajukan perkembangan ekonomi islam di Indonesia.
·       Menambah pengatahuan mahasiswa universitas Airlangga tentang perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah .
·       Mendorong mahasiswa untuk menggunakan perbankan dan lembaga keuangan syariah.
D. Sasaran
Seluruh mhs UNAIR
E. Sifat
Insidental
F. Indikator
Jumlah kehadiran peserta
MitraPenyelenggaradariperbankanSyriah
G. Waktu
Bulan MEI dan November
H. Dana
Rp.1000.000
I. Penanggung Jawab
ArikhaFaizalRidho


PROGRAM KERJA IB
1.     Nama program kerja : Kajian Bisnis
A. Landasan
=>Program kerja AcSES
=>Al-Quran dan Hadist
=>Tri Dharma Perguruan Tinggi
B. Deskripsi
=>Melaksanan kajian bertema bisnis islami dengan mendatangkan narasumber yang berpengalaman
C. Tujuan
Membangun motivasi dalam bisnis yang islami dan saling sharing antar anggota
D. Sasaran
=>Pengurus AcSES, Mahasiswa FEB dan umum
E. Sifat
=>Rutin : sebulan sekali
F. Indikator
=>Jumlah peserta dan materi yang disampaikan serta keberlanjutan
G. Waktu
=>Selama masa kepengurusan
H. Dana
Proposal = 10.000
Sertifikat 50x1200 = 60.000
Konsumsi pembicara = 10.000
Konsumsi peserta 3000x50 = 150.000
Plakat = 20.000
I. Penanggung Jawab
Pito Budi Prasetyo






PROGRAM KERJA PRnCOM
1.     Workshop Design
A. Landasan
=>Pelatihan akan membuat suatu ilmu/pengetahuan menjadi lebih konkrit dalam penerapan, dibanding sekadar teori.
B. Deskripsi
=>Memberikan pelatihan dasar tentang desain
C. Tujuan
=>Membekali peserta dengan wawasan desain dalam kaitannya dengan publikasi ataupun dokumentasi
D. Sasaran
=>Seluruh civitas akademika Fakultas Ekonomi & Bisnis UNAIR.
E. Sifat
=>Workshop Desain diadakan minimal 2 kali dalam 1 kepengurusan
F. Indikator

G. Waktu
=>Satu tahun kepengurusan
H. Dana
=>300.000
I. Penanggung Jawab
=>Rofi’i Nurdika




PROGRAM KERJA RNP

1.     Gerakan FEB Seribu PKM
A. Landasan
=>Tri Darma Perguruan Tinggi
B. Deskripsi
=>Kegiatan yang merupakan kerjasama antara AcSES sebagai UKF Keilmuan di FEB UNAIR, BEM Keilmuan serta UKF dan HIMA di FEB UNAIR untuk memperkenalkan  kepada mahasiswa baru tentang PKM dan karya tulis.
C. Tujuan
 untuk memperkenalkan  kepada mahasiswa baru tentang PKM dan karya tulis.
D. Sasaran
=>Mahasiswa Baru
E. Sifat
=>Wajib untuk mahasiswa baru
F. Indikator
=>Mahasiswa baru mengetahui cara pembuatan PKM serta  dapat membuat gagasan idenya dalam PKM.          
G. Waktu
=>Awal tahun ajaran baru semester ganjil - Penutupan  pendaftaran PKM untuk PIMNAS   
H. Dana
=>Mengikuti anggaran BEM
I. Penanggung Jawab
=>Madiv dan Kadep AcSES, BEM, dan HIMA Keilmuan

Kelompok SGD Acsesor

 
Powered By Blogger

Kontributor

a

a