slide

ASSALAMUALAIKUM

Wellcome to Our World

Profil AcSES

http://acsesfebunair-ksei.blogspot.co.id/search/label/Profil%20AcSES

---->Klik untuk membuka profil AcSES

Ekonomi Islam

---->Klik untuk berkenalan dengan ekonomi islam

AcSES News

---->Klik untuk membuka Informasi tentang agenda kami

FoSSEI News

---->Klik untuk membuka Informasi tentang agenda Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam

IE News

---->Klik untuk membuka Informasi terkini tentang perkembangan Indeks Syariah dan Unit Usaha Syariah

Call For Paper

---->Klik untuk mencari tahu tentang lomba paper terbaru

"/>

Shariah Group Discussion

---->Klik untuk berdiskusi bersama masalah ekonomi Islam

Our Idea

---->Klik untuk menemukan gagasan-gagasan terbaik kami

"/>

Download

---->Klik untuk mendownload file-file kami

Rabu, 15 Juli 2015

Sabar dan Ridha

📌Sabar itu Rute yg Wajib Dilewati  Sedangkan Ridha itu Puncak yg Dituju

📎Secara bahasa sabar artinya tertahan. Orang Arab mengatakan, “Qutila fulan shabran” (artinya si Fulan dibunuh dalam keadaan “shabr”) yaitu tatkala dia berada dalam tahanan atau sedang diikat lalu dibunuh, tanpa ada perlawanan atau peperangan.

📎Demikianlah inti makna kesabaran yang dipakai dalam pengertian syar’i. Ia disebut sebagai sabar karena di dalamnya terkandung penahanan lisan untuk tidak berkeluh kesah, menahan hati untuk tidak merasa marah dan menahan anggota badan untuk tidak mengekspresikan kemarahan dalam bentuk menampar-nampar pipi, merobek-robek kain dan semacamnya. Maka menurut istilah syariat, sabar artinya: “Menahan lisan dari mengeluh, menahan hati dari marah dan menahan anggota badan dari menampakkan kemarahan dengan cara merobek-robek sesuatu dan tindakan lain semacamnya.”

Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Di dalam Al Quran kata sabar disebutkan dalam 90 tempat lebih. Sabar adalah bagian iman, sebagaimana kedudukan kepala bagi jasad. Sebab orang yang tidak punya kesabaran dalam menjalankan ketaatan, tidak punya kesabaran untuk menjauhi maksiat serta tidak sabar tatkala tertimpa takdir yang menyakitkan maka dia kehilangan banyak sekali bagian keimanan.”
(At Tamhiid, hal. 389-391).

🔖Kata Mudah dlm Memahami Sabar
👉Sabar itu khan kemampuan utk menikmati proses.....

👉Kata para pengusaha kegagalan itu awal dari kesuksesan. Iya ini benar sekali tapi bagi orang yg sabar mau menikmati proses.

🍀Maka sabar itu kebahagian bagi seorang mukmin

🌹Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله خير وليس ذاك لأحد إلا للمؤمن إن أصابته سراء شكر فكان خيرا له وإن أصابته ضراء صبر فكان خيرا له

“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Semua perkara (yang menimpanya) adalah kebaikan baginya dan tidaklah hal ini terjadi kecuali hanya pada diri seorang mukmin. Jika dia tertimpa Kelapangan dia bersyukur maka hal ini adalah baik (kebahagian)  baginya. Dan jika tertimpa kesempitan dia bersabar maka itu juga baik (kebahagiaan)  baginya.” (HR. Muslim)

🌹Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

واعلم أن النصر مع الصبر ، وأن الفرج مع الكرب ، وأن مع العسر يسرا

“Dan ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu beriringan dengan kesabaran. Jalan keluar beriringan dengan kesukaran. Dan sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan.” (Hadits riwayat Abdu bin Humaid di dalam Musnad-nya dengan nomor 636, Ad Durrah As Salafiyyah hal. 148)


❤Bedanya Sabar dg Ridha:

👉Kalau sabar berusaha menikmati proses tp masih merasakan penderitaan atau rasa sakit.

👉Sedangkn ridha itu bener2 menikmati proses shg derita pun tdk terasa olehnya...seolah sudah tidak ada derita meski derita itu ada.


🍀Maka naikkan level beragama kita dari SABAR ke RIDHA dg ketentuan Allah.


🔖Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alusy Syaikh hafizhahullah ta’ala menjelaskan:

“Hukum merasa ridha dengan adanya musibah adalah mustahab (sunnah), bukan wajib. Oleh karenanya banyak orang yang kesulitan membedakan antara ridha dengan sabar. Sedangkan kesimpulan yang pas untuk itu adalah sebagai berikut.

Bersabar menghadapi musibah hukumnya wajib, dia adalah salah satu kewajiban yang harus ditunaikan. Hal itu dikarenakan di dalam sabar terkandung meninggalkan sikap marah dan tidak terima terhadap ketetapan dan takdir Allah.

Adapun ridha memiliki dua sudut pandang yang berlainan:

1⃣Sudut pandang pertama, terarah kepada perbuatan Allah jalla wa ‘ala.
➡Seorang hamba merasa ridha terhadap perbuatan Allah yang menetapkan terjadinya segala sesuatu.
➡Dia merasa ridha dan puas dengan perbuatan Allah.
➡Dia merasa puas dengan hikmah dan kebijaksanaan Allah.
➡Dia merasa ridha terhadap pembagian jatah yang didapatkannya dari Allah jalla wa ‘ala.

⚠Rasa ridha terhadap perbuatan Allah ini termasuk salah satu kewajiban yang harus ditunaikan. Meninggalkan perasaan itu hukumnya haram dan menafikan kesempurnaan tauhid.

2⃣Sudut pandang kedua, terarah kepada kejadian yang diputuskan, yaitu terhadap musibah itu sendiri.

Maka hukum merasa ridha terhadapnya adalah mustahab.
➡Bukan kewajiban atas hamba untuk merasa ridha dengan sakit yang dideritanya.
➡Bukan kewajiban atas hamba untuk merasa ridha dengan sebab kehilangan anaknya.
➡Bukan kewajiban atas hamba untuk merasa ridha dengan sebab kehilangan hartanya.

Namun hal ini hukumnya mustahab (disunahkan)".
(At Tamhiid, hal. 392-393).

📌Menuju Puncak dlm Beragama

👉 Puncak dlm mengambil hukum Allah itu Taslim (menerima sepenuh hati dg semua syariat Allah)

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Allah Ta'ala berfirman:
"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya".
{Qs. An-Nisa' (4:65)}

Allah Ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Tidaklah pantas bagi seorang lelaki yang beriman, demikian pula perempuan yang beriman, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu perkara lantas masih ada bagi mereka pilihan yang lain dalam urusan mereka. Barangsiapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang amat nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan ayat di atas, “Ayat ini bersifat umum mencakup segala permasalahan. Yaitu apabila Allah dan Rasul-Nya telah memutuskan hukum atas suatu perkara, maka tidak boleh bagi seorang pun untuk menyelisihinya dan tidak ada lagi alternatif lain bagi siapapun dalam hal ini, tidak ada lagi pendapat atau ucapan -yang benar- selain itu.” (lihat Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [6/423] cet. Dar Thaibah)
👉 Puncak dlm menerima takdir Allah itu Ridha (menerima dan menikmati ketentuan Allah)

👉 Puncak dlm beribadah itu Ihsan (beribadah seolah melihat Allah,  klu pun tidak melihat Allah maka sesungguhnya Allah maha melihat hambaNya)


Sebagaimana kita diajarkan Nabi dalam berdoa untuk meminta surga Firdaus yg tertinggi maka berbekalah untuk meraih puncak surga tadi dengan menuju puncak ketaatan dan amal sholih..


Semoga bermanfaat.

🏡Desa Krasak Kec. Brebes,  Kab. Brebes
📅Hari Rabu,  28 Ramadhan 1436 (15 Juli 2015)


📝Tauhiddin Ali Rusdi Sahal
(Pemateri Kajian Kitab Tazkiyatun Nufus Via Wa dan Telegram)

☎ dan Wa 👉0858 6532 7524
FB Tauhiddin Ali Rusdi Sahal

👉Zakat, Infak dan Donasi Dakwah  ke Bank CIMB NIAGA no rek. 535 01 32118 111.📝 kode bank CIMB NIAGA 022. Pemberitahuan kiriman sms /wa ke no. 0858 6532 7524📌

0 komentar:

Posting Komentar

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Kelompok SGD Acsesor

 
Powered By Blogger

Kontributor

a

a