Kalimat tersebut merupakan perkataan Ir.Soekarno yang
terpajang di salah satu sisi museum angkut kota Batu. Itulah yang mencoba
dilaksanakan delegasi BEM FEB dalam rangkaian acara Temu Ilmiah BEM FEB se-Jawa
Bali di UMM 12-14 Mei kemarin. Dengan minimnya persiapan dan di tengah sibuknya
rangkaian kegiatan lain akhirnya kami, Tri Lestari, Alqoma Subkhi, dan Suci Nur
Aini melaju dengan bonek (bondo nekat).
Dewan Pertimbangan Presiden dan Wakil Ketua DPR RI,
berbagi banyak ilmu dan menceritakan tentang Indonesia dan perkembangannya.
Walikota Batu serta DPRD Malang memaparkan dari sisi lain untuk membangun negri
dari bawah. Beruntung salah satu dari kami mendapat kesempatan untuk bertanya
dengan salah satu pembicara. Dengan bekal materi tersebut, hari selanjutnya sidang
komisi dan sidang pleno diberlangsungkan. Delegasi Universitas Airlangga,
Universitas PGRI Kediri, dan Universitas Muhammadiyah Surakarta tergabung dalam
Komisi 4 yang membahas tentang “Regulasi sebagai penunjang roda perekonomian
Indonesia”. Delegasi dari UNAIR, Tri Lestari menjadi Ketua sidang Komisi 4 dan
dibantu Nanang dari UMS sebagai notulen. Sidang komisi selama kurang lebih 2
jam membuahkan menghasilkan 4 poin permasalahan tentang regulasi beserta
solusinya. Kemudian di sidang Pleno, masing-masing ketua komisi memaparkan
hasil sidang komisinya. Dengan diskusi terbuka akhirnya setiap permasalahan
yang telah dirumuskan menemukan titik temu solusinya. Disini kami menemukan
simulasi persidangan para pengurus negara, dan siap menjadi penerusnya yang
lebih baik.
Namun ilmu yang kami dapat sesungguhnya pada tiap-tiap
diskusi non formal dengan delegasi yang lain. Sebuah keadaan kontras dengan apa
kami dapati di perkuliahan biasanya. Ketika mahasiswa lain sibuk memikirkan
baju apa yang sedang trend, tempat nongkrong mana yang lagi hits, atau kuliah
besok akan TA, diantara mahasiswa yang kami temui kemarin telah memikirkan hal
yang lebih besar tentang INDONESIA. Melalui acara tersebut setidaknya pemikiran
kita telah tertampung dan akan disampaikan pada Watimpres. Kami bersama-sama
membangun pemikiran bagaimana mensejahterakan rakyat Indonesia dengan sektor
ekonomi. “Sistem ekonomi Indonesia itu unik, kita bukan kapitalis tapi juga
bukan sosialis. Sehingga sampai saat ini Indonesia masih belum menemukan
identitas ekonominya.” Perkataan dari ketua komisi 4 yang juga disetujui yang
lain. Dikatakan system ekonomi Indonesia adalah system ekonomi kerakyatan,
namun kenyataannya belum terlaksana sepenuhnya.
Dari diskusi nonformal salah
seorang dari UII mengatakan bahwa setiap system pasti mengandung kapitalis
untuk bertahan, begitu pula di Indonesia. Dan hampir semua menolak kejamnya
kapitalis, sehingga peranan kita sebagai mahasiswa menentukan perubahan yang
ada di Indonesia. Disini kami sedang memperjuangkan ekonomi kerakyatan yang
sesungguhnya untuk kesejahteraan rakyat. Misi ini selaras dengan misi yang
dibawa oleh ekonomi islam, untuk kesejahteraan umat. Semoga dilain kesempatan,
ada forum seperti ini yang dapat menjadi wadah pemikiran kita dalam rangkaian
perjuangan kita untuk kesejahteraan. Dan yang terpenting kita butuh pergerakan,
aksi nyata untuk merealisasikannya. Atas nama kesejahteraan rakyat, mari kita
bumikan Ekonomi yang ideal dan barokah, Ekonomi Islam. (Tri Lestari)
0 komentar:
Posting Komentar
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !